Dari Berorganisasi, Maulidya Herlita Putuskan Nyaleg untuk Aspirasikan Suara Perempuan di Lampung

Wakil Bendahara DPD II Partai Golkar Bandar Lampung, Maulidya Herlita 

Taktik Lampung - Banyaknya calon anggota legislatif (caleg) muda tak membuat gentar Maulidya Herlita untuk bertarung dalam merebut kursi parlemen di Provinsi Lampung.

Perempuan kelahiran Bandar Lampung, 23 Februari 1978 ini bertekad untuk memperjuangkan aspirasi perempuan dalam DPRD Lampung. "Sebenarnya tidak ada ketertarikan tapi karena aktif dalam berorganisasi jadi masuk partai," ungkap Wakil Bendahara DPD II Partai Golkar Bandar Lampung.

Wanita yang biasa disapa Lita pun maju dari daerah pemilihan (dapil) II Lampung yakni Kabupaten Lampung Selatan. "Tugas dari partai tidak juga karena keterwakilan perempuan. Karena ada kesempatan perempuan untuk berpolitik menjadi anggota legislatif," ucap Wakil Bendahara PD III FKPPI Provinsi Lampung ini.

Mulanya memilih untuk terjun ke dunia politik dan memutuskan ke Partai Golkar, lanjut dia, karena sosok Tony Eka Candra didalamnya. "Masuk dalam partai, kita itu diberikan akses oleh partai jadi bisa menunjukkan peran perempuan," ucapnya.

Wakil Bendahara DPD Granat Lampung ini juga menjelaskan motivasinya maju karena setiap partai membutuhkan keterwakilan perempuan yang memberikan ruang sehingga perempuan dapat berbuat untuk pembangunan. 

"Memperjuangkan hak-hak wanita karena kan wanita gak paham. Saya akan menyampaikan aspirasi perempuan yang terbatas di Lampung Selatan," tutur perempuan berstatus single parent ini.

Lita biasa ia disapa menerangkan niat maju tidak hanya untuk mewakili aspirasi perempuan di Lampung Selatan. "Mewakili perempuan-perempuan di Lampung Selatan dan tidak hanya Lampung Selatan saja tapi Bandar Lampung dan wilayah Lampung lainnya. Mengatasi permasalahan sembako yang mungkin kalau laki-laki enggan untuk turun tapi kami akan turun mendengarkan dan mencari solusi," ujarnya.

Lita juga akan menegaskan akan konsen dalam penanganan masalah perempuan terutama kekerasan dalam rumah tangga (KDRT)."Perempuan biasanya enggan bercerita kepada laki-laki tapi kalau sesama perempuan akan lebih terbuka terkait masalahnya," imbuhnya.

Dia menambahkan perempuan itu tidak hanya didapur saja. "Bisa berbuat untuk pembangunan Lampung. Hak-hak perempuan harus dipenuhi baik dalam perlindungan maupun pembangunan di Lampung. Dengan adanya perempuan di parlemen berarti kita menyalurkan aspirasi perempuan. Target mencari suara sebanyak-banyaknya," tandasnya.(TL/*)

Post a Comment

0 Comments