Gubernur Arinal memimpin Rapat Teknis Pembahasan KPB bersama semua stakeholder terkait, di Ruang Rapat Utama Kantor Gubernur Provinsi Lampung Kamis ( 8/8/2019). |
Taktik Lampung - Gubernur Lampung Arinal Djunaidi meminta semua pihak, terutama jajaran Pemerintah Provinsi Lampung untuk mengawal implementasi Program Kartu Petani Berjaya (KPB) demi mengentaskan kemiskinan di pedesaan, yang mayoritas berprofesi petani.
Hal tersebut ditegaskan Gubernur Arinal saat memimpin Rapat Teknis Pembahasan KPB bersama semua stakeholder terkait, di Ruang Rapat Utama Kantor Gubernur Provinsi Lampung Kamis ( 8/8/2019).
“Saya mengharapkan semua pihak yang terlibat terutama para pejabat untuk serius melakukan tanggung jawabnya secara profesional, terkonsep dan terkontrol, melaksanakan dan mengawal program ini dari hulu hingga hilir,” tegas Gubernur.
Menurut Gubernur, program KPB sangat penting karena angka kemiskinan tertinggi terdapat di desa yang notabenenya adalah mayoritas petani. Itulah sebabnya, melalui KPB, juga akan dibangun perekonomian Lampung khususnya pertanian.
“KPB kita gagas untuk memudahkan petani di Lampung mendapatkan bantuan benih, pupuk subsidi, asuransi, beasiswa anak petani, maupun kredit usaha pertanian. Impelemntasi dari KPB ini diharapkan pada akhirnya dapat mensejahterakan petani di Lampung khsusunya bahkan bisa di implementasikan di daerah – daerah lain,” kata Gubernur Arinal.
Sejauh ini, lanjut Arinal, pihak Perbankan, OJK dan Tim Kartu Petani Berjaya Universitas Bandar Lampung (UBL), OPD terkait, dan seluruh stake holder agar berkomitmen memberikan kontribusi yang maksimal dari segi waktu, program bahkan anggaran untuk mewujudkan petani Lampung yang berjaya melalui KPB.
Saat ini, KPB juga telah menjadi inspirasi nasional (go nasional) dan akan dianggarkan pada APBD Provinsi Lampung tahun 2020.
Dalam rapat tersebut, Ketua Tim Program KPB M. Yusuf Sulfarano Barusman menjelaskan program KPB bukan hanya sekedar kartu.
"Program KPB adalah sebuah ikon yang berfungsi sebagai fasilitas layanan kemudahan dalam hal identitas diri (ID), informasi perihal benih, pupuk, teknologi pertanian, kredit, asuransi, bantuan sosial, dan pemasaran hasil pertanian," kata Yusuf.
Menurut Yusuf, KPB tidak sebatas kartu ATM untuk mencairkan sejumlah dana tunai, tetapi dapat juga mengedukasi petani untuk menjadi Smart and Save Farmer dengan Smart Farming dan Smart Village.
Untuk mewujudkan hal tersebut hal pertama yang harus lakukan adalah mengidentifikasi kebutuhan petani dan usaha tani yang akan diintegrasikan di Program KPB. Kebutuhan tersebut mencakup aktifitas keagamaan, pendidikan anak, kesehatan terjamin, keluarga serta aktivitas sosial petani.
Sedangkan untuk usaha tani di butuhkan kepastian jadwal tanam yang sesuai, modal kerja, air irigasi, benih, pupuk, obat, teknologi pertanian, pasar hasil pertanian dan asuransi risiko.
"KPB akan berfungsi sebagai program terintegrasi yang berbasis teknologi dengan kebijakan pemerintah yang akan memberikan kepastian jadwal tanam, jadwal penyaluran irigasi, persediaan benih yang berkualitas, pupuk, pembasmi hama terpadu, panen dan keadilan harga pasar pasca panen, permodalan dan terjamin dari risiko," jelas Yusuf.
Pada kesempatan yang sama, Direktur Utama Bank Lampung Eria Desomsoni menyampaikan kesiapan Bank Lampung untuk berkontribusi aktif bersama sejumlah bank nasional.
Bank Lampung juga telah menyiapkan konsep KPB dengan deskripsi produk tertentu.
“KPB adalah kartu yang diberikan kepada petani berbasis kartu ATM dan debit yang berbasis data individual kelompok tani. Pemegang kartu ini dapat bertransakasi melalui chanel mesin ATM Bank Lampung," ujar Eria Desomsoni.
Selain itu, kata Eria, dapat juga bertransaksi dengan mesin ATM yang tergabung dalam jaringan ATM bersama, EDC Bank yang tergabung dalam Gerbang Pembayaran Nasional (GPN) Bank Indonesia dan jaringan agen laku pandai bank Lampung atau yang biasa disebut Blink – blink. (TL/*/HMS)
0 Comments