Opini : Mencari Kepala Daerah Yang Tepat Bagi Masyarakat


Oleh: Jeffry Noviansyah
Pemimpin Redaksi Lampung7news

Gaung saling menggaung, tanda-tanda perhelatan Calon Pimpinan Daerah mulai memasang taring, dari sharing hingga gambling. Begitulah perjalanan politik, tidak peduli berapa banyak yang harus dikorbankan sing penting dadi (Jawa). Adapun pencalonan yang kerap dipasang-pasangkan, dikawin-kawinkan. Pertanyaannya, apakah para calon yang merasa sudah punya trend di masyarakat mau dirapat-rapatkan dengan calon lainnya?

Jika saya ditanya, siapakah calon Wali Kota Bandar Lampung pilihan saya? Tentu saya akan mengatakan, ‘Yang Matang, yang Amanah sesuai dengan Undang-Undang yang berlaku, yang bisa dan siap melayani masyarakat bukan minta dilayani masyarakat, yang tegas menindak segala bentuk ketidakbenaran dan kesemrautan, yang ramah kepada semua unsur masyarakat, tidak tebang pilih apakah itu kalangan kelas kere atau kelas gedongan’, karna saya menganggap Pemimpin Daerah tidak lepas dari cara para Raja-Raja terdahulu (jika kita mempelajari sejarah).

Seorang kepala daerah tentu tidak mencari kaya, seorang kepala daerah tidak mencari nafkah berlimpah dari jabatannya, karna salary kepala daerah sudah cukup, sesuai yang tertuang dalam Keppres 66/2001. Begitupun soal catatan history buruk dan baik seorang calon, masyarakat bisa menilai. Saya menganggap bahwa masyarakat sekarang lebih cerdas, walaupun ada juga sebagian masyarakat yang berprinsip ‘This is a democratic, today we must get money’ tak peduli siapa yang terpilihnya.

Sejujurnya sosok yang saya anggap sesuai dengan kriteria tersebut adalah Perdana Menteri Paksi Pak Sekala Brak, Irjen Pol. Dr. H. Ike Edwin, SH., MH., MM., salah satu keturunan Raja di Lampung yang juga mantan Kapolda Lampung. Beliau juga seorang budayawan asli Lampung, siapa yang tidak kenal dengan Dang Gusti (sebutan Ike Edwin dalam adat).

Dalam karirnya Dang Ike yang terkenal disipliner ini terus meningkat, bahkan hingga di usianya yang sekarang sudah memasuki 58 Tahun, yang saya lihat semangatnya masih membara demi menggapai cita-cita membangun daerah asalnya. Lalu yang saya ingat kala berbincang bersama beliau, ekonomi dan pembangunan daerah harus diutamakan, kemudian baru dilanjutkan ke SDM.

Dang Ike yang bersahaja inipun tak pernah menolak jika masyarakat meminta wejangan dan sharing problema daerah atau yang lainnya. Bagai membeli tiket, saya pun bersama yang lain jika ingin bertemu beliau merasakan antri, dan beliau tidak pernah menolak dan lesu walau waktu telah menunjukan jam 12 malam.

Tak hanya di sebuah Institusi Kepolisian yang terkenal garang (dulu), Dang Ike yang bisa membuat masyarakat simpatik terhadap beliau adalah khas senyumnya, selalu membuka diri kepada siapa saja dan bahkan jika ada sebuah organisasi atau lainnya meminta ijin beliau untuk dijadikan Dewan Penasehat atau Dewan Pembina dan lain sebagainya, selagi itu baik buat khalayak luas.

Saya berharap masyarakat tahu mana yang pantas memimpin dan mana yang tidak pantas menduduki Wali Kota kelak. Begitulah sekilas yang bisa saya rasakan dan ungkapkan tentang jati diri seorang pemimpin yang layak memimpin masyarakat luas.(TL/*) 

Post a Comment

0 Comments