Literasi Digital di Kabupaten Tulang Bawang Lampung


Taktik Lampung - Dalam rangka mewujudkan masyarakat Indonesia yang paham akan Literasi Digital, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) mengadakan kegiatan Literasi Digital untuk meng edukasi dan mewujudkan masyarakat agar paham akan Literasi Digital lebih dalam dan menyikapi secara bijaksana dalam menggunakan digital platform di 77 Kota / Kabupaten area Sumatera II, mulai dari Aceh sampai Lampung dengan jumlah peserta sebanyak 600 orang di setiap kegiatan yang ditujukan kepada PNS, TNI / Polri, Orang Tua, Pelajar, Penggiat Usaha, Pendakwah dan sebagainya.

4 kerangka digital yang akan diberikan dalam kegiatan tersebut, antara lain Digital Skill, Digital Safety, Digital Ethic dan Digital Culture dimana masing masing kerangka mempunyai beragam thema.

Sebagai Keynote Speaker, Gubernur Provinsi Lampung yaitu Ir. H. Arinal Djunaidi., memberikan sambutan tujuan Literasi Digital agar masyarakat cakap dalam menggunakan teknologi digital, bermanfaat dalam membangun daerahnya masing masing oleh putra putri daerah melalui digital platform. Bp. Presiden RI, Bapak Jokowi juga memberikan sambutan dalam mendukung Literasi Digital Kominfo 2021.

Dalam kegiatannya di Kabupaten Tulang Bawang Provinsi Lampung Selasa, (13/7/2021), Jam 13.00 WIB Kementrian Kominfo mengadakan kegiatan literasi digital bertema "Kebebasan Berekspresi Di Dunia Digital" dengan menyajikan berbagai tema diskusi menarik secara daring dengan menghadirkan narasumber ahli dibidangnya yakni:

BUDI PUTRA, CEO dari Ekuator Media membahas dalam sesi Kecakapan Digital dengan tema “PEMANFAATAN MARKETPLACE UNTUK USAHA ONLINE BAGI UMKM. 

Dalam pemaparannya, Budi  menjelaskan Pandemi Covid-19 telah mempercepat adopsi digital pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM), khususnya dalam mengalihkan bisnis dari offline ke online, seperti marketplace (e-commerce). 

Dari data yang ada bahwa 86 % UMKM menggunakan 1 hingga 3 marketplace  dalam memasarkan produk mereka. Malah ada yang memanfaatkan 4 hingga 6 marketplace sebagai kanal penjualan. Survei KIC membuktikan bahwa peran marketplace sangat penting dalam membantu UMKM memasarkan produk sehingga mereka bisa bertahan dan berjualan di masa pandemi (77%).
 
Marketplace mempunyai daya tarik tersendiri seperti gratis ongkir, promo discount dan sebagainya sehingga banyak konsumen yang tertarik untuk berbelanja di UMKM, selain itu juga marketplace dinilai aman dan mudah.
Lanjut Budi, sebanyak 82% responden UMKM menggunakan Shopee, kemudian 64% responden menggunakan Tokopedia, Bukalapak 28%, Lazada 22%, Blibli 15% dan lainnya 9%. 

Di akhir pemaparannya, Budi menerangkan Sudah saatnya UMKM di Indonesia menggunakan martketplace sebagai platform untuk memasarkan produknya. Bukan sekadar karena pandemi masih belum akan berakhir dalam waktu dekat, tapi dalam jangka Panjang (bahkan hingga pandemi sudah berakhir sekalipun) jualan online melalui marketplace tetap saja memegang peran strategis karena praktis, berbiaya murah dan memiliki jangkauan yang sangat luas.

Dilanjutkan dengan sesi Keamanan Digital oleh HARIQO WIBAWA SATRIA, M.Hi  (CEO Global Influencer School) yang memberikan pemaparan tentang “KENALI DAN PAHAMI JEJAK DI ERA DIGITAL ”. Hariqo menerangkan, jejak digital dapat dilihat dari apa yang di posting, disukai (like), dibagikan (share), dikomen (comment), yang dicari (searching / browsing), follow, download dan sebagainya. 

Dijelaskan pula bahwa ada banyak pengguna internet yang malas untuk membaca syarat dan Dijelaskan pula bahwa pastikan anak untuk membaca syarat dan ketentuan di jagat maya, UU ITE dan UU KIP (Keterbukaan Informasi Publik). 

Hariqo menjelaskan pula perlunya gerakan nyata diantaranya Pemerintah buat program yang meningkatkan kecintaan anak pada buku, literasi digital, e-book, perpustakaan yang nyaman, surat edaran, kebijakan pro anak, sekolah memberikan penugasan  tidak lagi sekadar imbauan-imbauan, Kepala Daerah, Camat, Lurah, RW, RT, keluarga  dan lingkungan memberi teladan,juga bagi  tokoh masyarakat, media, pemuka agama, pengusaha, serta hindari slacktivism dan kombinasikan gerakan di internet dengan di lapangan.

Terakhir dalam pemaparannya Hariqo menyebut sebuah pepatah Gajah Mati Meninggalkan Gading, Manusia Mati Meninggalkan Konten.
Sesi  Etika Digital oleh, MELDA AGARINA, SKOM., M.T.I (Relawan TIK Lampung dan Dosen IIB Darmajaya). 

Melda memberikan materi dengan tema “MEMAHAMI BATASAN DALAM KEBEBASAN BEREKSPRESI DI DUNIA DIGITAL”. Melda menjelaskan etika berekspresi dan berpendapat di dunia digital antara lain, bertanggung jawab, empati dan tidak merugikan orang lain, hindari opini provokatif, mengetahui isu secara detail, serta memikirkan kembali pendapat dan memanusiakan orang lain. 

Hal yang harus diperhatikan sebelum berpendapat di dunia digital dapat dilihat dari hal penting, sumber terpercaya, umum, dan bermanfaat. Setiap warga Negara tidak dilarang untuk menyampaikan pendapat, hanya saja lakukan dengan baik dan tidak merugikan orang lain. Manfaatkanlah kebebasan berpendapat dan berekspresi untuk menyampaikan ide dan gagasan yang positif.

Narasumber terakhir pada sesi Budaya Digital oleh, Ir. EDY KARIZAL (Direktur Lembaga Konservasi 21) yang mengangkat tema “BERBUDAYA SOSIAL YANG SANTUN DAN BIJAK”. Edy menjelaskan Berpikir sebelum mengetik, Berpikir sebelum bicara, dan Berpikirlah sebelum memposting. Sementara hal-hal yang perlu diperhatikan dalam bermedia social antara lain hindari penyebaran SARA, pornografi, bullying, jangan menyebar hoax, jangan mengumbar data pribadi dan kroscek kebenaran berita dan informasi .

Edipun menerangkan undang undang tentang pengenaan sanksi hate speech yang dilakukan di media sosial dapat didasarkan pada Pasal 45A ayat (2) UU 19/2016, serta Pasal 28 ayat (2) dipidana dengan pidana penjara paling lama 6 (enam) tahun dan/atau denda paling banyak satu miliar rupiah. 

Webinar diakhiri oleh, LEONI ANGELA WIDIANA seorang MC dan Freelancer dengan follower 14,8K. Leoni menyimpulkan hasil webinar dari tema yang sudah diangkat oleh para narasumber antara lain lebih bijak bermedia sosial, hindari opini negatif dan provokatif, hoax serta Leoni menjelaskan bahwa pentingnya market place / e commerce bagi pelaku UMKM. (*/TL)

Post a Comment

0 Comments