Literasi Digital di Kabupaten Lampung Selatan "Bijak Beretika di Internet"


Taktik Lampung - Dalam rangka mewujudkan masyarakat Indonesia yang paham akan Literasi Digital, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) mengadakan kegiatan Literasi Digital untuk meng edukasi dan mewujudkan masyarakat agar paham akan Literasi Digital lebih dalam dan menyikapi secara bijaksana dalam menggunakan digital platform di 77 Kota / Kabupaten area Sumatera II, mulai dari Aceh sampai Lampung dengan jumlah peserta sebanyak 600 orang di setiap kegiatan yang ditujukan kepada PNS, TNI / Polri, Orang Tua, Pelajar, Penggiat Usaha, Pendakwah dan sebagainya.

4 kerangka digital yang akan diberikan dalam kegiatan tersebut, antara lain Digital Skill, Digital Safety, Digital Ethic dan Digital Culture dimana masing masing kerangka mempunyai beragam thema.

Sebagai Keynote Speaker, Gubernur Provinsi Lampung yaitu Ir. H. Arinal Djunaidi., memberikan sambutan tujuan Literasi Digital agar masyarakat cakap dalam menggunakan teknologi digital, bermanfaat dalam membangun daerahnya masing masing oleh putra putri daerah melalui digital platform. Bp. Presiden RI, Bapak Jokowi juga memberikan sambutan dalam mendukung Literasi Digital Kominfo 2021.

Dalam kegiatannya di Kabupaten Lampung Selatan Provinsi Lampung Jumat, (23/7/2021), Pukul 09.00 WIB Kementrian Kominfo mengadakan kegiatan literasi digital bertema "Bijak Beretika di Internet" dengan menyajikan berbagai tema diskusi menarik secara daring dengan menghadirkan narasumber ahli dibidangnya yakni:

JODDY CAPRINATA, SE (Founder dan COO @bicara.project), pada sesi KECAKAPAN DIGITAL. Joddy memaparkan tema “INFORMASI DIGITAL, IDENTITAS DIGITAL, DAN JEJAK DIGITAL DALAM MEDIA SOSIAL”. 

Dalam pemaparannya, Joddy menjelaskan informasi mencakup, jangkauan luas, mudah dibagikan, dan mudah diterima. Identitas mencakup, tercipta berdasarkan interaksi seperti unggahan dan komentar. Jejak, akan tersimpan dan abadi. Hal yang dapat dilakukan dalam menggunakan media sosial antara lain, bagikan dan dapatkan informasi secara akurat dan kredibel, hindari hoaks, SARA, dan ujuran kebencian, ciptakan personal branding yang baik, tunjukan potemsi diri, dan tinggalkan unggahan atau komentar yang baik. Joddy menambahkan, tujuan pendidikan itu mempertajam kecerdasan, memperkukuh kemauan, serta memperhalus perasaan.

Dilanjutkan dengan sesi KEAMANAN DIGITAL oleh MARSEFIO SEVYONE LUHUKAY, S.SOS., M.SI (Ketua Program Studi Ilmu komunikasi Universitas Pelita Harapan. Marsefio mengangkat tema “TIPS MENJAGA KEAMANAN DIGITAL BAGI ANAK-ANAK DI DUNIA MAYA”. 

Marsefio menjelaskan alasan anak harus dilindungi di dunia maya untuk melindungi identitas diri, kesehatan mental, waktu, pornografi, judi online, dan perundungan online. Tips menjaga keamanan digital anak di dunia maya antara lain, batasi waktu yang anak habiskan dengan perangkat gawainya, tidak melarangnya namun memberikan solusi atau kegiatan lagi untuk anak, orang tua harus siap merespon, serta menjadi contoh yang baik. 

Marfesio menuturkan beberapa tips internet sehat untuk anak meliputi, jelaskan pada anak bahaya di internet, perbolehkan main media sosial saat umurnya diatas 13 tahun, tidak membiarkan anak untuk berkomentar negatif, swafoto dengan pakaian terbuka, serta mempercayai orang atau berita yang tidak jelas. Kekerasan berbasis gender online dapat ditemukan seperti, pelecehan online, peretasan, konten illegal, pelanggaran privasi, serta ancaman distribusi foto atau video dengan tujuan mencemarkan nama baik.

Sesi BUDAYA DIGITAL oleh, IR. EDY RIZAL (Direktur Lembaga Konservasi 21). Edi memberikan materi dengan tema “MENGENAL LEBIH JAUH MENYUARAKAN PENDAPAT”. 

Edy membahas perkembangan dunia digital tak bisa dipungkiri telah banyak mempengaruhi budaya masyarakat khususnya dalam komunikasi dunia digital melalui komunitas-komunitas atau grup-grup yang sengaja dibentuk untuk saling berkomunikasi, bertukar informasi, bertukar wawasan, atau lainnya. Namun, kesopanan, kesantunan, etika selama berkomunikasi di grup sering kali tidak mencerminkan masyarakat Indonesia dan adat ketimurannya yang ramah dan sopan. Hal yang bisa membuat grup menjadi hidup dan menyenangkan antara lain, saling menghargai pendapat orang lain, selalu membagikan informasi menarik dan berguna, membagikan meme lucu, tidak membagikan informasi yang kontroversial, serta pikir sebelum kirim informasi di grup. 

Tips bergrup agar tidak menjadi sosok yang kurang disukai antara lain, izin sebelum mengundang orang lain di grup, tidak mengobrol dengan satu orang saja, tidak melanggar privasi orang lain, serta tidak membahas sesuatu yang berpotensi menimbulkan kecemburuan sosial. Sikap yang harus dilakukan dalam berkomunikasi di grup ialah menggunakan bahasa yang baik dan sopan, berbicara yang relevan dengan isi grup, menyampaikan informasi dari sumber terpercaya, memberi respon cepat, serta pamit ketika akan keluar dari grup.

Narasumber terakhir pada sesi ETIKA DIGITAL oleh, SELVI DIANA MEILINDA, S.AN., MPA (Dosen ADM Publik Unila dan Asesor Sekolah BANSM). Selvi mengangkat tema “HATE SPEECH: IDENTIFIKASI KONTEN DAN REGULASI YANG BERLAKU”. 

Selvi menjelaskan hate speech merupakan tindakan komunikasi yang dilakukan oleh suatu individu atau kelompok dalam bentuk provokasi, hasutan, ataupun hinaan kepada individu atau kelompok lain dalam hal berbagai aspek seperti, ras, warna kulit, agama, orientasi seksual, gender, dan lain-lain. Bentuk hate speech meliputi, penghinaan, pencemaran nama baik, penistaan, memprovokasi, menghasut, dan menyebarkan berita bohong. Media hate speech berupa, dalam orasi kegiatan kampanye, spanduk atau banner, jejaring media sosial, ceramah keagamaan, media masa cetak atau elektronik, dan pamflet. 

Alasan seseorang mengekspresikan kebencian antara lain, prasangka buruk terhadap orang atau kelompok tertentu dan konflik atau kekecewaan terhadap tindakan tertentu yang dilakukan seseorang memicu pembuat ujaran kebencian untuk menyatakan hal-hal negatif tentangnya. Upaya menghindari tindak ujaran kebencian dengan cara, perlunya didikan tindak tentang etika media, bijak bermedia sosial, dan salurkan kritik saran serta masukan pada tempatnya.

Webinar diakhiri oleh, YOSI MAKALU (Penyanyi, Ketua umum Siberkreasi Indonesia, dan Influencer dengan Followers 88,5 Ribu). Yosi menyimpulkan hasil webinar dari tema yang sudah diangkat oleh para narsumber berupa, hal yang dapat dilakukan dalam menggunakan media sosial antara lain, bagikan dan dapatkan informasi secara akurat dan kredibel, hindari hoaks, SARA, dan ujuran kebencian, ciptakan personal branding yang baik, tunjukan potemsi diri, dan tinggalkan unggahan atau komentar yang baik.

Tips internet sehat untuk anak meliputi, jelaskan pada anak bahaya di internet, perbolehkan main media sosial saat umurnya diatas 13 tahun, tidak membiarkan anak untuk berkomentar negatif, swafoto dengan pakaian terbuka, serta mempercayai orang atau berita yang tidak jelas.
Sikap yang harus dilakukan dalam berkomunikasi di grup ialah menggunakan bahasa yang baik dan sopan, berbicara yang relevan dengan isi grup, menyampaikan informasi dari sumber terpercaya, memberi respon cepat, dan pamit ketika akan keluar dari grup. Upaya menghindari tindak ujaran kebencian dengan cara, perlunya didikan tindak tentang etika media, bijak bermedia sosial, dan salurkan kritik saran serta masukan pada tempatnya. (*/TL)

Post a Comment

0 Comments