Literasi Digital di Kabupaten Lampung Selatan "Melawan Pelecehan Seksual di Dunia Digital"


Taktik Lampung - Dalam rangka mewujudkan masyarakat Indonesia yang paham akan Literasi Digital, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) mengadakan kegiatan Literasi Digital untuk meng edukasi dan mewujudkan masyarakat agar paham akan Literasi Digital lebih dalam dan menyikapi secara bijaksana dalam menggunakan digital platform di 77 Kota / Kabupaten area Sumatera II, mulai dari Aceh sampai Lampung dengan jumlah peserta sebanyak 600 orang di setiap kegiatan yang ditujukan kepada PNS, TNI / Polri, Orang Tua, Pelajar, Penggiat Usaha, Pendakwah dan sebagainya.

4 kerangka digital yang akan diberikan dalam kegiatan tersebut, antara lain Digital Skill, Digital Safety, Digital Ethic dan Digital Culture dimana masing masing kerangka mempunyai beragam thema.

Sebagai Keynote Speaker, Gubernur Provinsi Lampung yaitu Ir. H. Arinal Djunaidi., memberikan sambutan tujuan Literasi Digital agar masyarakat cakap dalam menggunakan teknologi digital, bermanfaat dalam membangun daerahnya masing masing oleh putra putri daerah melalui digital platform. Bp. Presiden RI, Bapak Jokowi juga memberikan sambutan dalam mendukung Literasi Digital Kominfo 2021.

Dalam kegiatannya di Kabupaten Lampung Selatan Provinsi Lampung Jumat, (20/8/2021), Pukul 09.00 WIB Kementrian Kominfo mengadakan kegiatan literasi digital bertema "Melawan Pelecehan Seksual di Dunia Digital" dengan menyajikan diskusi menarik secara daring dan menghadirkan berbagai narasumber ahli dibidangnya yakni: 

ULI HARDI (Actor, Tv host, dan MC), pada sesi KECAKAPAN DIGITAL. Uli memaparkan tema “PENTINGNYA MEMILIKI DIGITAL SKILL DI MASA PANDEMI COVID-19”. 

Dalam pemaparannya, Uli menjabarkan tips Performe yang baik di depan kamera, meliputi tempatkan kamera dengan posisi eye contact, buka ekspresi tubuh seluas mungkin, ambil penempatan engle yg tepat, terus belajar waktu demi waktu, kuasai materi dengan baik, serta miliki fasilitas tools yang memadai. Karakter digital, antara lain pengkritik, pengajar, pengajak, serta penghibur.

Dilanjutkan dengan pilar KEAMANAN DIGITAL, oleh DR. SITI NABILAH, S.SOS.I., M.PD., CDS (Praktisi Pendidikan). Siti mengangkat tema “PERAN ORANG TUA DALAM MEMBERIKAN AJARAN TENTANG KEAMANAN INTERNET UNTUK ANAK”. 

Siti menjelaskan manfaat internet meliputi, sarana mencari informasi, sarana mempermudah mencari referensi, sebagai sarana pembelajaran, menyediakan fasilitas multimedia, mendorong kreativitas dan kemandirian, sarana pendidikan jarak jauh, serta sarana penyimpanan informasi. Bahaya internet meliputi, cyber bullying, cyber stalking, phishing, cyber gambling, dan cyber fraud. Peran orang tua tentang keamanan internet untuk anak dengan membangun komunikasi yang baik, memberikan kepercayaan, mengedukasi anak tentang manfaat dan bahaya internet, serta kontrol aktivitas anak saat mengakses internet.

Ada beberapa sikap anak yang perlu orang tua perhatikan saat anak berinternet antara lain, menerima pesan yang tidak biasa, menutup layar monitor dengan cepat, mengakses internet saat larut malam, mengubah password dan tidak mau memberitahukannya pada orang tua, memisahkan diri dari keluarga dan teman, serta orang tua menemukan gambar atau file tidak senonoh di komputer. Jika mendapati anak mengakses konten negatif, yang harus orang tua lakukan ialah, menangkap perasaan anak, cek pemahaman, lakukan debrief, serta persepsi yang tepat. Bagi orang tua yang mengizinkan anak untuk mengakses internet, mulai untuk mendiskusikan pada anak mengenai kebutuhannya, resikonya, dan tanggung jawabnya.

Pilar BUDAYA DIGITAL, oleh ERSONTOWI, S.PD., M.PD (Guru SMA Al Kautsar Bandar Lampung). Ersontowi memberikan materi dengan tema “MEMAHAMI BATASAN DALAM KEBEBASAN BEREKSPRESI DI DUNIA DIGITAL”. 

Ersontowi membahas kebebasan berekspresi diperlukan untuk pencari kebenaran, mengikuti prinsip demokrasi dan kebebasan individual. Tanpa kebebasan berekspresi tidak ada demokrasi, hak menjamin tiap warga negara untuk mengakses, menggunakan, membuat, menyebarluaskan media digital, terdiri dari hak untuk mengakses, berekspresi, dan merasa aman. Kalau kebebasan berekspresi dilindungi, masyarakat dapat menyampaikan, mencari, menerima, dan membagikan berbagai macam informasi. Dari mulai ikut webinar, kelas online, streaming serial dan dokumenter favorit, sampai baca berita dari media mancanegara. Kebebasan berekspresi juga memungkinkan masyarakat mencari informasi seluas-luasnya, mengembangkan diri, hingga mendapat gambaran utuh tentang apa yang sedang terjadi di dunia dari sebanyak-banyaknya sumber.

Berekspresi secara bebas di dunia digital dengan cara yang baik, antara lain jangan berikan informasi pribadi anda kepada orang tak dikenal, gunakan mode privasi di media sosial, lakukan pencarian informasi dengan sumber yang aman, selalu berhati-hati dengan apa yang diunggah, dan dengan siapa berkomunikasi, serta gunakan keperluan masyarakat pada media sosial dengan hal yang baik, karena tidak semua media sosial yang diunggah atau semua platform yang diikuti berdampak positif bagi masyarakat.

Narasumber terakhir pada pilar ETIKA DIGITAL, oleh KODRI, M.PD (Dosen dan Peneliti Muda). Kodri mengangkat tema “LITERASI DALAM MENINGKATKAN WAWASAN KEBANGSAAN”. 

Kodri menjelaskan wawasan kebangsaan merupakan cara pandang bangsa Indonesia mengenai diri dan lingkungan, mengutamakan kesatuan dan persatuan wilayah dalam penyelenggaraan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Dalam kehidupan modern, arus globalisasi dapat membantu perkembangan sebuah Negara. Namun, juga berdampak negatif jika masyarakat tidak memiliki wawasan kebangsaan yang cukup. Wawasan kebangsaan dapat menumbuhkan rasa cinta tanah air pemuda Indonesia dalam menghadapi arus globalisasi. Masyarakat yang memiliki wawasan kebangsaan luas dapat menumbuhkan semangat kebangkitan nasional.

Wawasan kebangsaan akan menjadi kunci kesamaan pandangan dan Pemersatu tujuan generasi masa kini dan masa yang akan datang, dalam menghadapi tantangan bangsa Indonesia baik dari dalam, maupun dari luar negeri. Wawasan kebangsaan menjadi kunci penguatan kebhinekaan-toleransi dan Nasionalisme ditengah tantangan disrupsi dan globalisasi peradaban.

Webinar diakhiri, oleh JOSEPHINE KERIN (Konten Kreator dan Influencer dengan Followers 13,2 Ribu). Josephine menyimpulkan hasil webinar dari tema yang sudah diangkat oleh para narasumber, berupa karakter digital, antara lain pengkritik, pengajar, pengajak, serta penghibur. Bagi orang tua yang mengizinkan anak untuk mengakses internet, mulai untuk mendiskusikan pada anak mengenai kebutuhannya, resikonya, dan tanggung jawabnya.
Berekspresi secara bebas di dunia digital dengan cara yang baik, antara lain jangan berikan informasi pribadi anda kepada orang tak dikenal, gunakan mode privasi di media sosial, lakukan pencarian informasi dengan sumber yang aman, selalu berhati-hati dengan apa yang diunggah, dan dengan siapa berkomunikasi, serta gunakan keperluan masyarakat pada media sosial dengan hal yang baik. Wawasan kebangsaan akan menjadi kunci kesamaan pandangan dan Pemersatu tujuan generasi masa kini dan masa yang akan datang, dalam menghadapi tantangan bangsa Indonesia baik dari dalam, maupun dari luar negeri. (*/TL)

Post a Comment

0 Comments