Literasi Digital di Kabupaten Tulang Bawang "Melawan Ujaran Kebencian di Dunia Maya"


Taktik Lampung - Dalam rangka mewujudkan masyarakat Indonesia yang paham akan Literasi Digital, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) mengadakan kegiatan Literasi Digital untuk mengedukasi dan mewujudkan masyarakat agar paham akan Literasi Digital lebih dalam dan menyikapi secara bijaksana dalam menggunakan digital platform di 77 Kota / Kabupaten area Sumatera II, mulai dari Aceh sampai Lampung dengan jumlah peserta sebanyak 600 orang di setiap kegiatan yang ditujukan kepada PNS, TNI / Polri, Orang Tua, Pelajar, Penggiat Usaha, Pendakwah dan sebagainya.

4 kerangka digital yang akan diberikan dalam kegiatan tersebut, antara lain Digital Skill, Digital Safety, Digital Ethic dan Digital Culture dimana masing masing kerangka mempunyai beragam thema.

Sebagai Keynote Speaker, Gubernur Provinsi Lampung yaitu Ir. H. Arinal Djunaidi., memberikan sambutan tujuan Literasi Digital agar masyarakat cakap dalam menggunakan teknologi digital, bermanfaat dalam membangun daerahnya masing masing oleh putra putri daerah melalui digital platform. Bp. Presiden RI, Bapak Jokowi juga memberikan sambutan dalam mendukung Literasi Digital Kominfo 2021.

Dalam kegiatannya di Kabupaten Tulang Bawang Provinsi Lampung Senin, (30/8/2021), Pukul 13.00 WIB Kementrian Kominfo mengadakan kegiatan literasi digital bertema "Melawan Ujaran Kebencian di Dunia Maya" dengan menyajikan diskusi menarik secara daring dan menghadirkan berbagai narasumber ahli dibidangnya yakni: 

XENIA ANGELICA WIJAYANTO, S.H., M.SI (Head of Centre for Publication LSPR Institute), pada pilar KECAKAPAN DIGITAL. Xenia memaparkan tema “INFORMASI DIGITAL, IDENTITAS DIGITAL, DAN JEJAK DIGITAL DALAM MEDIA SOSIAL”. 

Dalam pemaparannya, Xenia menjelaskan informasi, identitas, dan jejak digital saat ini sudah mudah ditemukan pada media sosial serta unggahan seseorang. Media sosial paling populer dalam setahun ini ialah youtube, whatsapp, dan instagram. Sifat pesan di media sosial diantaranya, massal, mudah diabadikan, dan selamanya. Tips bermain media sosial dengan baik pada informasi, posting konten informatif serta bermanfaat, utamakan fakta, hindari hoax, SARA, dan pornografi. Pada identitas, ciptakan personal branding atau citra diri yang baik dan tunjukan potensi diri. Serta, pada jejak digital, tinggalkan jejak digital yang positif berupa unggahan dan komentar yang baik.

Dilanjutkan dengan pilar KEAMANAN DIGITAL, oleh REGINA IVANOVA (Public Figure, Indonesian Idol 2012). Regina mengangkat tema “MENGANALISIS KASUS CYBERBULLYING DAN CARA MENGHENTIKANNYA”. 

Regina membahas cyberbullying merupakan kejahatan yang dilakukan secara sengaja dalam bentuk fitnah, cemooh, kata-kata kasar, dan pelecehan. Biasanya diawali dengan perilaku merendahkan martabat dan mengintimidasi orang lain melalui dunia maya. Tujuannya, agar target mengalami gangguan psikis. Cara menghentikan cyberbullying, meliputi hindari konten unggahan yang aneh, pintar dalam memilih teman di media sosial, tidak mengumbar masalah pribadi di media sosial, tidak merespon dengan hal negatif juga, block dan report komentarnya, serta nonaktifkan komentar.

Pilar BUDAYA DIGITAL, oleh SENJA FEBI FITRIANA, S.A.B (Tenaga Kependidikan Institut Teknologi Sumatera). Senja memberikan materi dengan tema “MENGENALKAN BUDAYA INDONESIA MELALUI LITERASI DIGITAL”. 

Senja menjelaskan kebudayaan memegang peran penting dalam majunya Bangsa Indonesia. Cara untuk melestarikan budaya antara lain, mengajarkan budaya kepada orang lain, memperkenalkan budaya kepada orang lain, serta tidak terpengaruh dengan budaya asing. Di tengah-tengah era peradaban dunia yang semakin ketat, menjadikan budaya sebagai salah satu investasi yang mampu membangun Negara di masa depan. Cara menginplementasikan budaya dalam kehidupan sehari-hari melalui, menjadikan budaya sebagai identitas budaya atau daerah.  

Narasumber terakhir pada pilar ETIKA DIGITAL, oleh AGUS DEFRIYANTO, M.AG (Dosen Universitas Islam Negeri Lampung). Agus mengangkat tema “BAHAYA PORNOGRAFI BAGI PERKEMBANGAN OTAK ANAK”. 

Agus menjelaskan bahaya kecanduan pornografi, meliputi mengubah sikap dan persepsi tentang seksualitas, meningkatkan eksprorasi seks remaja, mudah berbohong, menurunkan harga diri dan konsep diri, penyimpangan seksual, depresi dan asietas, serta pendidikan terganggu. Pada saat seorang menonton film porno dopamin yang ada dalam nucleus accumbens segera diproduksi. Dopamin ini yang salah satu fungsinya yaitu efek rewarding atau imbalan. Strategi pencegahan pornografi, antara lain terapkan peraturan disiplin di keluarga sejak dini, berikan pondasi agama yang kuat, berikan seks edukasi seks sejak dini, batasi penggunaan gawai, isi hari-hari dengan kegiatan positif, tanamkan bahayanya bagi otak dan mentalnya, berikan kepercayaan, jangan selalu mencurigai, serta peran aktif orang tua.

Webinar diakhiri, oleh ADHIT “ELEMENT” sebagai Gitaris Element dan Musisi yang memberikan sharing session sesuai dengan pembahasan yang sudah diangkat oleh para narasumber. Adhit menceritakan sebagai musisi yang sudah berkecimpung di dunia hiburan bertahun-tahun, Adhit selalu menjaga jejak digital dengan baik agar tidak menimbulkan pro dan kontra dengan pengikutnya di media sosial. Adhit juga menghindarkan konten pornografi karena dapat mengakibatkan kecanduan dan menjadi pribadi yang tidak produktif lagi dalam berkarya. Menjaga identitas dan jejak digital di media sosial dengan baik akan mengantarkan kita pada pribadi yang lebih baik lagi baik di dunia maya maupun di dunia nyata. (*/TL)

Post a Comment

0 Comments