Literasi Digital di Kabupaten Tulang Bawang Barat "Keterampilan Digital di Era Pandemi"


Taktik Lampung - Dalam rangka mewujudkan masyarakat Indonesia yang paham akan Literasi Digital, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) mengadakan kegiatan Literasi Digital untuk meng edukasi dan mewujudkan masyarakat agar paham akan Literasi Digital lebih dalam dan menyikapi secara bijaksana dalam menggunakan digital platform di 77 Kota / Kabupaten area Sumatera II, mulai dari Aceh sampai Lampung dengan jumlah peserta sebanyak 600 orang di setiap kegiatan yang ditujukan kepada PNS, TNI / Polri, Orang Tua, Pelajar, Penggiat Usaha, Pendakwah dan sebagainya.

4 kerangka digital yang akan diberikan dalam kegiatan tersebut, antara lain Digital Skill, Digital Safety, Digital Ethic dan Digital Culture dimana masing masing kerangka mempunyai beragam thema.

Sebagai Keynote Speaker, Gubernur Provinsi Lampung yaitu Ir. H. Arinal Djunaidi., memberikan sambutan tujuan Literasi Digital agar masyarakat cakap dalam menggunakan teknologi digital, bermanfaat dalam membangun daerahnya masing masing oleh putra putri daerah melalui digital platform. Bp. Presiden RI, Bapak Jokowi juga memberikan sambutan dalam mendukung Literasi Digital Kominfo 2021.

Dalam kegiatannya di Kabupaten Tulang Bawang Barat Provinsi Lampung Senin, (23/8/2021), Pukul 09.00 WIB Kementrian Kominfo mengadakan kegiatan literasi digital bertema "Keterampilan Digital di Era Pandemi" dengan menyajikan diskusi menarik secara daring dan menghadirkan berbagai narasumber ahli dibidangnya yakni: 

DANI SUSETIAWAN (Vice Chairman Sobat Cyber Indonesia), pada pilar KECAKAPAN DIGITAL. Dani memaparkan tema “PERAN LITERASI DIGITAL DI DUNIA MARKET PLACE”. 

Dalam pemaparannya, Dani menjelaskan literasi digital adalah pengetahuan dan kecakapan untuk menggunakan media digital, alat-alat komunikasi, atau jaringan dalam menemukan, mengevaluasi, menggunakan, membuat dan memanfaatkannya secara sehat, bijak, cerdas, cermat, tepat dan patuh hukum dalam rangka membina komunikasi daninteraksi dalam kehidupan sehari-hari. Prinsip dasar literasi digital adalah pemahaman, saling ketergantungan, factor sosial, dan kurasi.

Marketplace adalah pihak perantara yang mengakomodasi pihak penjual dan pihak pembeli di dalam dunia maya. Situs marketplace akan menjadi layaknya pihak ketiga dalam transaksi online dengan menyediakan fitur penjualan serta fasilitas pembayaran yang aman. Marketplace sendiri bisa diartikan sebagai suatu department store-nya online store. Jenis market place, meliputi marketplace murni dan merketplace konsinyasi. 

Contoh marketplace murni, mencakup tokopedia, buklapak, shopee, dan lazada. Contoh marketplace kosinyasi, antara lain zalora dan berrybenka. Peran literasi marketplace di dunia digital, antara lain literasi digital berperan penting dalam mengoptimalkan potensi wirausaha dan literasi digital berperan mengubah mindset konsumtif menjadi lebih produktif.

Dilanjutkan dengan pilar KEAMANAN DIGITAL, oleh I GEDE PUTU KRISNA JULIHARTA, S.T., M.T (Wakil Ketua III STMIK Primakara dan Praktisi TIK). Krisna mengangkat tema “YUK, PAHAMI FITUR KEAMANAN DI BERBAGAI APLIKASI MEDIA SOSIAL”. 

Krisna membahas cara media sosial merusak mental seseorang yang pertama dengan terobsesi jumlah like, kecanduan gawai, membuat perbandingan, menimbulkan kecemburuan, dan cyberbullying. Gunakan parental kontrol untuk mengontrol media sosial. Pengawasan situs web dengan melakukan penapisan atau filtering untuk situs-situs tertentu serta mengetahui situs apa saja yang dilakukan oleh anak, mengatur penggunaan baik koneksi internet atau waktu penggunaan aplikasi atau game tertentu. 

Melihat aplikasi atau games apa saja yang digunakan anak, serta mengatur aplikasi apa yang bisa di akses mengetahui lokasi anak. Fitur keamanan di youtube, dengan mengaktifkan mode restricted dengan cara buka aplikasi youtube, kemudian pilih menu setelan, kemudian pilih menu umum, dan cari pilihan mode terbatas kemudian aktifkan. Fitur keamanan whatsapp dan telegram, antara lain privasi, sekuritas, dan autentikasi dua langkah.

Pilar BUDAYA DIGITAL, oleh EZED QYOKO WAHYUNI PRATIWI, S.P (Penggerak Pemuda Tubaba dan Direktur Festival Tiyuh-Tiyuh Tubaba 2021). Ezed memberikan materi dengan tema “LITERASI DIGITAL SEBAGAI SARANA MENINGKATKAN PENGETAHUAN WARISAN BUDAYA”. 

Ezed membahas literasi digital adalah pengetahuan atau kecakapan pengguna dalam memanfaatkan media digital, seperti alat komunikasi, jaringan internet, dan sebgainnya, tujuan penerapan literasi digital adalah membuat masyarakat jauh lebih bijak dalam menggunakan dan mengakses teknologi. Budaya adalah merupakan cara hidup yang berkembangserta dimiliki bersama oleh kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya terbentuk dari berbagai unsur yang kompleks mulai dari agama, politik, adat, perkakas, bahasa, bangunan, pakaian, serta karya seni. 

Dampak positif literasi digital sebagai sarana meningkatkan pengetahuan warisan budaya, antara lain warisan budaya semakin dikenal secara luas, menarik minat wisatawan domestik dan internasional untuk berkunjung, dan meningkatkan kesejahteraan rakyat.

Narasumber terakhir pada pilar ETIKA DIGITAL, oleh MARWAN FAHROZI (Guru dan Mahasiswa Pasca Sarjana Universitas Negeri Yogyakarta). Marwan mengangkat tema “BAHAYA PORNOGRAFI PADA PERKEMBANGAN OTAK ANAK”. 

Marwan menjelaskan Pornografi didefinisikan sebagai semua bentuk media eksplisit yang menampilkan, mengekspose budaya atau keragaman hubungan yang sangat seksual, seperti menejukan alat kelamin dan kegiatan seksual secara terbuka tanpa disembunyikan dimana tujuan utama nya adalah untuk membangkitkan gairah orang yang melihat. Sumber konten pornografi berada di komik, internet, permainan, gadget, majalah, koran, film atau TV. 

Faktor-faktor anak bisa terkena video porno antara lain, tidak sengaja melihat pornografi di instagram, menerima atau membuka pesan teks, video, atau foto seksual di media sosial, memiliki rasa ingin tahu atau penasaran yang tinggi sehingga membuat anak mencoba mengakses situs bermuatan pornografi, pengaruh atau ajakan teman, dan kurangnya pendidikan agama.

Pencegahan pornografi, dengan cara memberikan pemahaman tentang bahaya pornografi pada anak, mengenali teman dan lingkungan sekitarnya, pendekatan dengan agama dan tuhannya, memberikan pendidikan seks sesuai tumbuh kembang anak, serta membatasi dan mendampingi anak dalam penggunaan internet. Peran orang tua menangani pornografi, meliputi mengenali ciri anak kecanduan pornografi, mengalihkan perhatian anak melalui kegiatan sesuai bakat dan minat, serta mendampingi anak selama proses pemulihan.

Webinar diakhiri, oleh DWI BIDARI (Influencer dengan Followers 14,1 Ribu). Dwi menyimpulkan hasil webinar dari tema yang sudah diangkat oleh para narasumber, berupa peran literasi marketplace di dunia digital, antara lain literasi digital berperan penting dalam mengoptimalkan potensi wirausaha dan literasi digital berperan mengubah mindset konsumtif menjadi lebih produktif. Fitur keamanan di youtube, dengan mengaktifkan mode restricted dengan cara buka aplikasi youtube, kemudian pilih menu setelan, kemudian pilih menu umum, dan cari pilihan mode terbatas kemudian aktifkan. Fitur keamanan whatsapp dan telegram, antara lain privasi, sekuritas, dan autentikasi dua langkah.

Dampak positif literasi digital sebagai sarana meningkatkan pengetahuan warisan budaya, antara lain warisan budaya semakin dikenal secara luas, menarik minat wisatawan domestik dan internasional untuk berkunjung, dan meningkatkan kesejahteraan rakyat. Peran orang tua menangani pornografi, meliputi mengenali ciri anak kecanduan pornografi, mengalihkan perhatian anak melalui kegiatan sesuai bakat dan minat, serta mendampingi anak selama proses pemulihan. (*/TL)

Post a Comment

0 Comments