KPU Maksimalkan Sosialisasi Untuk Meningkatkan Partisipasi Pemilih

Foto.Ist

Taktik Lampung - Komisi Pemilihan Umum (KPU) dituntut untuk melakukan inovasi dan strategi agar partisipasi pemilih dalam pemilihan kepala daerah (Pemilukada) serentak gelombang kedua pada 15 Febuari 2017 dapat mengalami peningkatan dari pemilihan sebelumnya 

Ketua KPU Kabupaten Tulangbawang Barat, Ismanto mengatakan pihaknya meskipun didaerahnya hanya memiliki calon tunggal yakni, Umar Ahmad - Fauzi Hasan. Pihaknya tetap melakukan beberapa upaya dan inovasi untuk menarik partisipasi memilih didaerahnya baik dari pemilih pemula, perempuan dan disabilitas.

"Kita terus melakukan sosialisasi diberbagai titik dengan maksimal. Untuk pemilih pemula kita melakukan kunjungan kesekolah-sekolah. Kita juga punya rangkaian lomba sepakbola dan sebagainya. Kemudian untuk perempuan kita sosialisasi ke ibu ibu pengajian majelis taqlim," katanya.

Selanjutnya ia mengatakan untuk pemilih disabilitas, pihaknya berkoordinasi bersama dinas sosial untuk melakukan pendataan terkait masyarakat yang memiliki kebutuhan khusus tersebut.

"Karena di Tubabar ini tidak ada persatuan atau komunitasnya. Kemarin kita baru mendapatkan data dari dinas sosial terkait dimana daerah yang ada masyarakat disabel," katanya.

Kemudian juga ia mengatakan pihaknya terus berupaya melakukan peningkatan partisipasi pemilih. Ia juga mengatakan pada pemilihan umum sebelumnya seperti Pemilukada 2011 dikisaran angka 83,5 %, Kemudian untuk Pileg, Pilpres dan Pilgub 2014 kemarin berada dikisaran angka 80an%.

"Pokoknya targetan partisipasi kita harus tinggi. Saya belum bisa menyebut berapa angka presentasenya namun yang jelas saya berupaya agar tinggi partisipasi pemilihnya. Kita memaksimalkan sosialisai," katanya.

Ketua KPU Kabupaten Mesuji, Saiful Anwar mengatakan pihaknya telah memiliki strategi untuk meningkatkan partisipasi pemilih. Ia juga mengakatan di pokja sosialisasi bersama timnya sudah berjalan melaksanakan sosialisasi.

"Pokja sosialisasi setiap hari melakukan kunjungan kesekolah-sekolah dimasing-masing kecamatan. Kemudian nanti juga ada sosialisasi serentak disetiap kecamatan untuk kaum perempuan dan disabilitas," katanya.

Kemudian ia juga mengatakan pihaknya memiliki target partisipasi pemilih di Pemilukada Kabupaten Mesuji di angka 80%. Hal tersebut karena melihat besaran pemilu sebelumnya dikisaran angka 76%. Maka dari itu pihaknya menginginkan adanya peningkatan.

"Alhamdulillah di Mesuji belum pernah dibawah angka 70% partisipasi pemilih. Pilpres kemarin sekita 76,23%. Kita juga terus berupaya melakukan sosialisasi guna meningkatkan partisipasi pemilih," tutupnya.

Kemudian juga Ketua KPU Kabupaten Lampung Barat, Imtizal mengatakan pihaknya akan melakukan upaya peningkatan partisipasi pemilih dengan cara memaksimalkan sosialisasi yang unik dan kreatif.

"Kita juga terus lukan sosialisasi kesekolah-sekolah dan masyarakat melalui kesenian dan kebudayaan daerah. Karenakan kita pinginya target pemilih dikisaran 78% lebih," Pungkasnya.

Sementara menurut dosen IAIN Raden Intan Lampung Eko Kuswanto mengatakan ancaman rendahnya partisipasi pemilih bukan saja menjadi tanggungjawab penyelenggara pemilihan tapi juga menjadi tugas berat para pasangan calon (paslon) kepala daerah-wakil kepala daerah.

"Ini menjadi tugas berat para kandidat, agar benar-benar bekerja, dan itu diharapkan mampu mengubah nasib masyarakat apabila terpilih nantinya," jelasnya.

Menurutnya, partisipasi pemilih pemula juga menjadi salah satu kurangnya partisipasi dalam pemilihan. 

"Kekurangan aktifan pemilih pemula, terutama mahasiswa yang cenderung bersikap apatis terhadap pilkada, kini terjadi, sehingga menurunkan partisipasi pemilih pemula," ujarnya

Ia menjelaskan, faktor penyebab menurunnya partisipasi pemilih adalah surat undangan yang dikirimkan para petugas penyelenggara tidak menyebar secara baik. 

"Undangan pilkada tidak tersebar secara baik di seluruh elemen masyarakat, sehingga partisipasi pemilih menurun," katanya.

Ia menegaskan bahwa hingga kini, masyarakat masih bersikap apatis terhadap pilkada, meskipun pemerintah pusat sudah menetapkan hari pencoblosan sebagai hari libur nasional, yang harapannya dapat meningkatkan partisipasi pemilih. 

"Namun kenyataannya, masyarakat justru memilih terus beraktifitas seperti hari-hari biasa, seperti tetap berdagang dan sebagainya,ini juga menjadi masalah bersama" Pungkasnya. (TL)

Post a Comment

0 Comments