Peringati Hari Pancasila, Natalis Pimpin Upacara Bendera

DPC PDIP Lampung Tengah gelar upacara bendera dikantor DPC PDIP setempat, Kamis (1/6).

Taktik Lampung - Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Partai Demokrasi Indonesia (PDI) Perjuangan Kabupaten Lampung Tengah (Lamteng), menggelar Upacara Peringatan Hari Lahirnya Pancasila yang jatuh pada tanggal 1 Juni 1945, di Kantor Sekretariat setempat, Kamis (1/6).

Upacara Peringatan Hari Pancasila yang mengusung tema 'Sila Artinya Azas Atau Dasar, Dan Diatas Kelima Dasar Itulah Kita Mendirikan Negara Indonesia Kekal Abadi, ini dipimpin langsung oleh Ketua DPC PDI Perjuangan Lamteng J. Natalis Sinaga berserta jajarannya, dan dihadiri Ketua PAC dan Ranting Partai  ‎dari 28 Kecamatan, serta seluruh Kader PDI Perjuangan se-Lamteng.

‎Natalis mengatakan, Peringatan Hari Pancasila ini merupakan kegiatan rutin DPC PDI Perjuangan Lamteng yang dilakukan setiap tahunnya. Namun untuk acara tahun ini tidak diisi dengan kegiatan Bakhti Sosial karena masuk Bulan Suci Ramadhan. ‎‎
‎Kegiatan ini juga digelar secara serentak se-Indonesia sebagaimana intruksi dari DPP Partai.

"Ini ada intruksi dari Ibu Ketua Umum Megawati bahwa seluruh DPC harus serentak melaksanakan kegiatan upacara dalam rangka memperingati Hari Lahirnya Pancasil‎a. Kita ini satu kesatuan yang tidak melihat Suku dan Agama untuk dipecah belah. Yang ada di Indonesia ini dibawah undang-undang kesatuan, NKRI harga mati,"ujar Natalis kepada awak media.

Poltisi PDI Perjuangan Lamteng ini berharap, Peringatan Hari Pacasila yang diperingati setiap 1 Juni ini dapat dijadikan momentum penting bagi seluruh Bangsa Indonesia khususnya seluruh Kader PDI Perjuangan dan masyarakat Lamteng untuk dapat mengembalikan nilai-nilai luhur Pancasila yang semakin memudar.

''‎Pada tanggal 1 Juni 1945 Bung Karno mendeklarasikan Hari Lahirnya Pancasila. Jadi Negara ini didirikan berdasarkan Pancasila. Artinya Kemerdekaan Negara ini melibatkan semua Agama dan Suku yang sepakat untuk mendirikan Bangsa ini. ‎Ya artinya menggalang persatuan dari semua elemen sebagai satu kesatuan. Semangat itulah yang kita akan sebarkan kepada adik-adik kita yang lebih muda,"ungkapnya.

Dihadapan seluruh Kader PDI Perjuangan Lamteng, Natalis berpesan agar dapat menyebarluaskan berita Pancasila ini sampai kepelosok kampung.


"Kita akui bahwa beberapa waktu lalu ada sedikit yang mungkin mencoba untuk mengoyang-goyangkan Indonesia. Saya harap hal ini dapat dijadikan motivasi kawan-kawan untuk pembelajaran. Ayo bersatu bahwa Negara kita ini adalah Negara Pancasila. Jika perbedaan-perbedaan itu dapat kita satukan, maka saya berkeyakinan Indonesia ini akan semakin kokoh‎.''ucapnya.
‎‎
Wakil Ketua DPRD Lamteng ini menambahkan, melalui kegiatan ini dibutuhkan perubahan besar dan mendasar tentang bentuk demokrasi bangsa Indonesia, dari yang sebelumnya bersifat prosedural menjadi demokrasi substansial. Untuk itu, keteladanan seorang pemimpin di semua lini, baik di lingkungan Pemerintah Pusat maupun Pemerintah Daerah merupakan syarat utama bagi terwujudnya bangsa yang sehat dan kuat.

"Masyarakat Indonesia nyaris kehilangan keteladanan dan panutan. Padahal masyarakat Indonesia adalah masyarakat yang Patron Klien yang sangat menghormati dan banyak berharap dari tokoh panutan mereka. Sayangnya, fakta di lapangan, mereka justru banyak yang jadi sumber masalah di negeri ini. Padahal, ketika seorang pemimpin bermasalah, itu artinya sama saja dengan mengingkari Pancasila. Lalu darimana masyarakat bisa memperoleh seorang panutan?”, urainya.‎

Sebaliknya, jika pemerintah ingin mengembalikan ruh Pancasila agar benar-benar diamalkan di masyarakat, maka dibutuhkan suasana kondusif dengan kondisi masyarakat yang tidak mudah diadu-domba. Setidaknya hal tersebut dapat dilakukan melalui peningkatan kualitas pendidikan dan ekonomi dengan asumsi, keduanya merupakan modal dasar untuk membentuk bangsa yang kokoh dari segi SDM. Sehingga dengan mudah mampu memahami, menghayati sekaligus mengamalkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari.

"Selama ini kan orang-orang dengan pendidikan yang kurang, mudah terprovokasi. Begitu juga dengan mereka yang di posisi ekonomi lemah, relatif tidak bisa mengendalikan emosi sehingga mudah terprovokasi. Nah disitulah sangat dibutuhkan peran pemerintah dengan mencari solusinya. Pemimpin yang bersungguh-sungguh, mereka yang mampu mengangkat derajat pendidikan dan ekonomi masyarakatnya."tandasnya.(TL/hen)

Post a Comment

0 Comments