Loyalis Partai Golkar

Ketua DPD Golkar Kota Bandar Lampung Yuhadi saat berorasi politik dihadapan masyarakat Lampung Tengah mendampingi Ketua DPD Golkar Provinsi Lampung Arinal Djunaidi.

Taktik Lampung - Ketua DPD Golkar Kota Bandar Lampung Yuhadi menuturkan pengalamanya selama mendampingi ketua DPD Golkar Provinsi Lampung Ir.Arinal Djunaidi blusukan dari kampung ke kampung.

Mantan Aktifis IAIN Raden Intan Lampung ini mengatakan, dirinya tidak pernah mengkultuskan orang sebagai ketua Partai, kitab sucinya adalah AD ART, dan imamnya adalah ketua partai. 

" Jika dilampung Arinal Djunaidi (ARD) ketua partai golkar, sedangkan di DPP adalah Setya Novanto" ujar Yuhadi kepada Taktik Lampung, Jumat (21/7) 

Mantan ketua HMI Ini juga menjelaskan alasanya selalu mengikuti konsolidasi hingga kepelosok daerah yang ada di Provinsi Lampung bersama Ketua DPD Golkar Lampung Arinal Djunaidi (ARD).


" ini adalah kesempatan saya untuk belajar lebih jauh dan dalam lagi tentang makna sebuah berorganisasi, blusukan masuk desa, menembus Hutan menyusuri jalan berlumpur dan bahkan pertemuan dengan penerangan lampu yang alakadarnya, sungguh ini pelajaran yg sangat berharga buat saya" paparnya.

Lanjut yuhadi, Ternyata akar beringin di desa masih kuat dan kadernya masih semangat, mereka butuh pelukan hangat dari pemimpinnya, butuh sentuhan tulus dari pemimpinnya. 

" Begitu kami datang disambut dengan penuh kebahagiaan tampak sekali wajah cerah terpancar dari mereka yg merindukan sentuhan pimpinannya, memang melihat kondisi itu capek, lelah letih selama 8 jam perjalanan yang kami tempuh, namun hilang sirna terobati dengan senyuman dan pelukan hangat kader pada saat menyambut kami. Ini sepenggal kisah yang saya alami selama mengikuti konsolidasi organisasi Partai Golkar bersama Pak Arinal" ungkapnya.

Ia pun tidak menampik, adanya penilaian terkesan mencari Muka, bahkan di Medsos dirinya juga pernah di bully di bilang penghianat dan penjilat. 

" Sekali lagi saya tegaskan saya hanya patuh pada pimpinan saya siapapun dia, namanya dunia politik multi tafsir bekerja di bilang carmuk dan menjilat jika tidak bekerja lebih parah lagi di bilang pakum dan tidak mampu, Dalam hal ini saya ingat pesan dari guru saya Prof. Mukri yg kini jadi rektor UIN Lampung, kata Nabi kullu dzi ni'matin mahsudun (setiap pemilik nikmat pasti ada yang dengki). Semakin tinggi pohon, pasti terpaan angin semakin kencang" Ujarnya.

Menurutnya, Nikmat tersebut diartikan sedang menikmati belajar beroganisasi bisa jumpa kader sampai pelosok, jadi itulah kenikmatan yang saya rasakan.

" teruslah Menanam walau kita tidak tau kapan datangnya Hujan. Tidak ada keberhasilan ditempuh dengan jarak yang dekat, tidak ada kemenangan dengan tanpa berkeringat, Tetap Semangat, hidup ini iklas saja, kalau ada orang yang ngomongin kita di belakang kita bersukur artinya kita sudah berada di depan"tutupnya. (TL)

Post a Comment

0 Comments