Petani Singkong Lampung Masih Menjerit

Warga kecamatan Seputih Rahman Agus saat diwawancarai Tim Jaringan Arinal Berkarya (Jaya)

Taktik Lampung - Petani singkong di Lampung sampai saat ini masih juga mengeluhkan rendahnya harga tanaman ubi kayu. Salah satu komoditi yang cukup diandalkan beberapa petani di Provinsi Lampung ini terus menyisakan persoalan yang tidak kunjung berpihak kepada petani.

Agus Warga Ruktiharjo, Kecamatan Seputih Rahman, Kabupaten Lampung Tengah mengungkapkan, persoalan harga singkong seperti tidak ada habisnya. Padahal singkong merupakan salah satu andalan warga baik di Ruktiharjo maupun petani lainnya di belahan bumi Lampung.

" Petani seperti tidak berdaya dengan harga yang segitu-segitu saja," ungkap Agus kepada Tim Media Jaringan Arinal Berkarya (JAYA), Rabu (23/8)

Saat ini, kata Agus, harga singkong sangat fluktuatif. Harga singkong  wilayah Ruktiharjo berkisar Rp 600 per kilogram nya."Petani hanya menerima per kilo nya sebesar Rp 300.Kadang-kadang kita menjerit sendiri dengan keadaan ini," kata Agus.

Kondisi ini harap Agus, hendaknya diperhatikan okeh Pemerintah Provinsi Lampung."Harus dicarikan jalan keluar sehingga petani bisa terangkat nasibnya," imbuhnya.
 
Agus memang tidak merinci  produksi singkong di wikayah Rujtiharjo dan sekitarnya.Namun kata dia, produksi singkong di desa mereka sakah safu yang terbesar di wilayah Lampung Tengah. Sayangnya meski tergolong besar produksi singkong itu tidak dibarengi dengan harga yang baik. 

“ Kalau pemerintah hanya berpangku tangan tanpa mencarikan sokusi, maka jangan salahkan produksi singkong petani menurun, bahkan bisa saja singkong tidak ada di sini," kata dia.

Agus menyarankan agar pemerintah bisa fokus kepada program yang menyentuh untuk rakyat. (TL/*)

Post a Comment

0 Comments