Yuhadi : Sejak Jadi Aktivis Mahasiswa Teman Saya Wartawan

Ketua Fraksi Partai Golkar DPRD Kota Bandar Lampung Yuhadi.SHI.

Taktik Lampung - Ketua Fraksi Partai Golkar DPRD Kota Bandarlampung Yuhadi, dalam beberapa hari ini menjadi populer terkait pemberitaan di media cetak dan online. 

Anggota dewan ini populer karena berseteru dengan wartawan khususnya wartawan yang bertugas di Sekretariat DPRD Bandarlampung.

Yuhadi yang juga Ketua Partai Golkar Bandarlampun ini diberitakan karena ngajak berantem wartawan. Tapi, pernyataan nada keras yang dilontarkan Yuhadi di Rumah Makan Bumbu Desa Kedaton itu, hanya karena gaya bicara saja yang tinggi dan itu memang gaya bahasa Yuhadi lantang dan nyaring.  

Saat dimintai tanggapannya, Kamis malam (02/11/2017), Yuhadi mengatakan bahwa dirinya sama sekali tidak ada niat untuk mengajak berantem dengan wartawan. Ia juga tidak ada niat untuk menyombongkan diri apalagi merendahkan orang lain.

Yuhadi menceritakan kronologis kejadiannya. Siang itu beberapa wartawan yang sering liputan di Dewan mengikuti rombongan Komisi III untuk sidak fly over MBK. Kebetulan rombongan Ketua Komisi III Wahyu Lesmono termasuk Yuhadi, Achmad Reza, dan pejabat Dinas PU sudah lebih dulu tiba di lokasi dan mampir makan siang di rumah makan Bumbu Desa. Rombongan wartawan datang ke RM Bumbu Desa bersama Minak, Wiwik Anggaini, Yuginta dan staf Komisi III di rumah makan. Lalu saling menyapa anggota Dewan termasuk menyapa Yuhadi. Kemudian ada wartawan menyapa Yuhadi.

"Apa perintah ketua? Yuhadi diam lalu menjawab gak ada printah-printah," kata Yuhadi. "Saya gak merasa ngomong besi banci (non SNI) ditulis besi banci. Tadinya saya gak tahu. Tapi ada yang nelpon ke saya emang ada besi banci ukuran 13 untuk bangunan fly over. Malu lah saya seakan-akan saya bodoh gak tahu soal konstruksi. Bagaimana coba kalau sudah begini, saya yang malu," tambah Yuhadi.

Soal ngajak berantem, Yuhadi menegaskan, bahwa itu tidak benar. Memang ada bahasa berantem. Tapi itu bahasa candaan yang dilatarbelakangi kesal. 

"Bagaimana saya mau berantem sama wartawan, dari saya menjadi aktivis mahasiswa saya sudah bergaul dan banyak belajar dari wartawan. Bahasa kesal aja itu dan memang gaya bicara saya nyaring," tandas Yuhadi.

Menyinggung soal menjadi anggota Dewan tidak mudah karena dirinya telah menghabiskan Rp1 miliar untuk mendapatkan fapet jengkol, Yuhadi menjelaskan, bahwa di antara wartawan yang ikut sidak, ada wartawan yang juga menjadi pengurus Golkar Kota Bandarlampung. Yuhadi waktu itu memang ada di belakang wartawan yang juga pengurus Golkar itu, mengatakan kalau mau jadi angggota DPRD harus siap uang Rp1 miliar. Jadi saat menyebutkan uang satu miliar ditujukan kepada salah satu pengurus Golkar yang juga wartawan. 

"Jadi perlu kami tegaskan, saya sama sekali tidak ada maksud riak atau merendahkan seseorang. Sebab, saya bicara tentang uang satu miliar kepada salah satu pengurus Golkar yang kebetulan saat di rumah makan saya berdiri di belakang dia," tutur Yuhadi. 

Jadi, lanjut Yuhadi, tidak benar pada Rabu (01/11/2017), di rumah makan Bumbu Desa anggota Dewan ini membentak dan mengajak wartawan berantem. Soal kata preman, Yuhadi mengatakan, waktu masih sekolah dia memang sering berjualan rokoh keliling di pasar, kebetulan rumahnya di Kaliawi dekat pasar. Waktu jualan rokok dia sering dipalak oleh preman. Suatu ketika saking jengkelnya dia ngelawan dan menujah preman itu sampai masuk tahanan. 

"Jadi peristiwa itu yang saya maksud pernah jadi preman," kata Yuhadi.

"Jadi mulai hari ini dan kedepan mari bersam-sama obyektif tidak saling memfitnah, apalagi mendiskreditkan orang dan menuduh yang bukan-bukan. Jabatan ini amanah dan tidak abadi besok juga kita akan pulang menjadi warga biasa. Jadi hidup ini biasa bisa saja," tambah Yuhadi lagi.(TL/*)

Post a Comment

0 Comments