Taktik Lampung - Dalam rangka mewujudkan masyarakat Indonesia yang paham akan Literasi Digital, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) mengadakan kegiatan Literasi Digital untuk mengedukasi dan mewujudkan masyarakat agar paham akan Literasi Digital lebih dalam dan menyikapi secara bijaksana dalam menggunakan digital platform di 77 Kota / Kabupaten area Sumatera II, mulai dari Aceh sampai Lampung dengan jumlah peserta sebanyak 600 orang di setiap kegiatan yang ditujukan kepada PNS, TNI / Polri, Orang Tua, Pelajar, Penggiat Usaha, Pendakwah dan sebagainya.
4 kerangka digital yang akan diberikan dalam kegiatan tersebut, antara lain Digital Skill, Digital Safety, Digital Ethic dan Digital Culture dimana masing masing kerangka mempunyai beragam thema.
Sebagai Keynote Speaker, Gubernur Provinsi Lampung yaitu Ir. H. Arinal Djunaidi., memberikan sambutan tujuan Literasi Digital agar masyarakat cakap dalam menggunakan teknologi digital, bermanfaat dalam membangun daerahnya masing masing oleh putra putri daerah melalui digital platform. Bp. Presiden RI, Bapak Jokowi juga memberikan sambutan dalam mendukung Literasi Digital Kominfo 2021.
Dalam kegiatannya di Kabupaten Lampung Selatan Provinsi Lampung Kamis, (2/9/2021), Pukul 13.00 WIB Kementrian Kominfo mengadakan kegiatan literasi digital bertema "Kebebasan Berekspresi di Dunia Digital" dengan menyajikan diskusi menarik secara daring dan menghadirkan berbagai narasumber ahli dibidangnya yakni:
GILANG ADIKARA Dosen Jurusan Ilmu Komunikasi Yogyakarta, pada pilar KECAKAPAN DIGITAL yang memaparkan tema “CAKAP BERMEDIA DIGITAL : MEDIA SOSIAL”.
Dalam pemaparannya, Gilang menjelaskan platform yang paling aktif di media sosial adalah youtube, facebook, whatapps dan instagram. Menurut Gilang, menggunakan media sosial yang tepat maka akan menjadi medium yang powerfull diantaranya dengan berkolaburasi, berkreasi, sebagai media informasi dan koneksi. Media Sosial juga membuka peluang karir yang sebelumnya tidak terbayangkan, misalnya konten kreator, influencer, youtuber, analyst, social media manager dan lain lain. Media Sosial adalah ruang publik yang bisa dilihat semua orang. Sebaiknya jelas Gilang adalah selalu berhati hati dalam melakukan aktifitas di media sosial, jangan over sharing, atur privasi dan tinggalkan jejak rekam positif.
Dilanjutkan dengan pilar KEAMANAN DIGITAL, oleh AGUSTIN RAHMAWATI S.Psi.,M.Si Dosen Psikologi yang mengangkat tema “TIPS PENTINGNYA INTERNET SEHAT”.
Agustin menjelaskan tantangan orang tua di era digital adalah kemudahan akses internet dimana anak anak akan mudah pula mengakses internet, anak yang lebih cakap digital dari pada orang tua. Internet seperti pisau bermata dua, bisa berdampak positif dapat pula berdampak negatif yaitu diantaranya berkurang komunikasi, cyberbulliying, insomnia, kecanduan dan sebagainya. Maka batasi waktu dan sediakan waktu bersosialisasi, tetap menjaga dan melindungi akun serta data pribadi dan terakhir terapkan metode T(True), H (helful), I (Isnpiring), N (Necessary) dan K (Kind).
Pilar BUDAYA DIGITAL, oleh SELVI DIANA MEILINDA Dosen FISIP UNILA dengna memberikan materi “LITERASI DIGITAL DALAM MENINGKATKAN WAWASAN KEBANGSAAN”.
Selvi menjelaskan pentingnya literasi digital dalam wawasan kebangsaan dimana nilai dasarnya adalah penghargaan terhadap harkat manusia sebagai ciptaan Tuhan, kesetiawaan sosial, demokrasi dan sebagainya. Aspek moral yaitu adanya komitmen untuk tetap menjaga eksistensi dan peningkatan kualitas bangsa, sedangkan aspek intelektual adalah adanya pengetahuan yang memadai untuk menghadapi berbagai tantangan dan potensi yang dimiliki bangsa. Teknologi informasi dan wawasan kebangsaan menurut Selvi menjadi sahabat kental karena terjadi pertaruhan moral dan intelektual.
Narasumber terakhir pada pilar ETIKA DIGITAL, oleh Dr. ANY NURHAYATY, M. Si Dosen Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Lampung yang mengangkat tema “CYBERBULLIYING : DAMPAK, UPAYA MENCEGAH DAN MENYIKAPI ”.
Any menjelaskan cyberbulliying mempunyai dampak terhadap psikologis yaitu mudah marah, gelisah bahkan mencoba bunuh diri, terhadap sosial yaitu menarik diri, kehilangan percaya diri, dan dampak di pendidikan antara lain turunnya prestasi, perilaku bermasalah di sekolah. Beberapa contoh cyberbulliying antara lain menyebarkan kebohongan seseorang, posting foto memalukan tentang seseorang di media sosial, mengirim pesan ancaman atau menjengkelkan (trolling), mengucilkan seseorang, menghasut, memaksa mengirim gambar foto dan sebagainya. Untuk menghindarinya adalah dengan cara memblokir, kumpulkan bukti dan laporkan. Apa yang harus Kita lakukan untuk menghentikan cyberbulliying, yaitu jika menyaksikan maka dengan tegas menyuruh pelaku untuk berhenti melakukan bullying, bicara dengan orang tua, guru atau orang yang dipercaya, dan untuk si korban harus kita lindungi, dukung, tanyaka kebutuhan mereka dan tunjukan bahwa mereka tidak sendirian.
Webinar diakhiri, oleh TENNY CLEMENSTINE Drummer, Youtuber dan Influencer. Tenny menjelaskan tentang pengalaman pribadinya terutama saat melihat di media sosial ada yang menjadi korban cyberbulliying dan bagusnya ada yang memberikan dukungan terhadap korban sehingga si pelaku tidak kembali melakukan cyberbulliying karena di ancam oleh netizen untuk melaporkan kejadian tersebut. Sebagai Youtuber dan Influencer menurut Tenny sudah biasa apabila ada haters yang mengganggu dan kelewatan akan langsung di blokir. (*/TL)
0 Comments