Literasi Digital di Kabupaten Lampung Selatan "Lindungi Diri di Dunia Digital"


Taktik Lampung - Dalam rangka mewujudkan masyarakat Indonesia yang paham akan Literasi Digital, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) mengadakan kegiatan Literasi Digital untuk meng edukasi dan mewujudkan masyarakat agar paham akan Literasi Digital lebih dalam dan menyikapi secara bijaksana dalam menggunakan digital platform di 77 Kota / Kabupaten area Sumatera II, mulai dari Aceh sampai Lampung dengan jumlah peserta sebanyak 600 orang di setiap kegiatan yang ditujukan kepada PNS, TNI / Polri, Orang Tua, Pelajar, Penggiat Usaha, Pendakwah dan sebagainya.

4 kerangka digital yang akan diberikan dalam kegiatan tersebut, antara lain Digital Skill, Digital Safety, Digital Ethic dan Digital Culture dimana masing masing kerangka mempunyai beragam thema.

Sebagai Keynote Speaker, Gubernur Provinsi Lampung yaitu Ir. H. Arinal Djunaidi., memberikan sambutan tujuan Literasi Digital agar masyarakat cakap dalam menggunakan teknologi digital, bermanfaat dalam membangun daerahnya masing masing oleh putra putri daerah melalui digital platform. Bp. Presiden RI, Bapak Jokowi juga memberikan sambutan dalam mendukung Literasi Digital Kominfo 2021.

Dalam kegiatannya di Kabupaten Lampung Selatan Provinsi Lampung Kamis, (12/8/2021), Pukul 13.00 WIB Kementrian Kominfo mengadakan kegiatan literasi digital bertema "Lindungi Diri di Dunia Digital" dengan menyajikan diskusi menarik secara daring dan menghadirkan berbagai narasumber ahli dibidangnya yakni: 

KRISNA PRIMANTI, S.PD., M.PD (Guru SMK Yapari Aktripa dan Instruktur Penyelia Swasta Kemnaker RI), pada sesi KECAKAPAN DIGITAL. Krisna memaparkan tema “DIGITAL SKILL AND ONLINE LEARNING”. 

Dalam pemaparannya, Krisna menjelaskan literasi merupakan kemampuan individu untuk membaca, menulis, berbicara, menghitung, dan memecahkan masalah. Manfaat literasi, meliputi meningkatkan kemampuan verbal dan komunikasi yang baik, mengoptimalkan kinerja otak, serta menambah wawasan dan informasi baru. Kiat meningkatkan kemampuan literasi dalam online learning, antara lain interaksi dan program inovatif, menyusun cerita kontekstual, menanamkan kecintaan terhadap membaca, serta membacakan cerita.

Dilanjutkan dengan sesi KEAMANAN DIGITAL, oleh RONNY H. MUSTAMU (Director Quadrant Consulting). Ronny mengangkat tema “MEMAHAMI APLIKASI KEAMANAN DAN PERTAHANAN SIBER DI DUNIA DIGITAL”. 

Ronny menjabarkan tujuan keamanan siber dan pertahanan siber, antara lain kerahasiaan, integritas, dan ketersediaan. Seluruh penyelenggara sistem elektronik, terlepas apakah sistem itu digunakan untuk kepentingan pemerintahan, komersial, atau pribadi harus menyelenggarakan sistemnya secara andal, aman, dan bertanggung jawab. Komponen sistem elektronik, meliputi perangkat keras, perangkat lunak, tenaga ahli, tata kelola, dan pengamanan.

Jenis ancaman keamanan siber dan pertahanan siber, antara lain penyerangan yang disponsori oleh Negara, hacktivist, jaringan krimanal terorganisir, serta peretasan perorangan level rendah. Menjaga keamanan siber dan pertahanan siber, dengan cara perkuat keamanan siber, pemeliharaan dan isolasi fisik, memperbaiki kerentanan, serta pelacakan berkesinambungan.

Sesi BUDAYA DIGITAL, oleh ALI ROSAD, S.PD (Kepala SMK Negeri 2 Terbanggi Besar, Lampung Tengah). Ali memberikan materi dengan tema “MEDIA SOSIAL SEBAGAI SARANA MENINGKATKAN DEMOKRASI DAN TOLERANSI”. 

Ali menjelaskan peran media sosial dalam perkembangan demokrasi antara lain, media informasi atau sosialisasi, peran aktif media sosial dimanfaatkan untuk menumbuhkan kembangkan kematangan demokrasi suatu bangsa. Mempercepat akses penyebaran informasi, berbagai informasi terkait regulasi, himbauan, dan berbagai peraturan dapat dengan mudah tersosialisasikan kepada masyarakat melalui media sosial. Media untuk menyampaikan aspirasi dan kritik. Serta, melatih masyarakat untuk bijak dan bertoleransi, masyrakat harus mulai terbiasa untuk bijak dalam merespon suatu unggahan di media sosial.

Tips pemanfaatan media sosial bagi kalangan remaja sebagai media berdemokrasi dan bertolerasi diantaranya, memperkaya literasi global, membatasi penggunaan gawai, lebih banyak mengakses konten pembelajaran, budayakan baca dan pahami isinya, membuka diri terhadap perbedaan, serta mengunggah hal positif dan bermanfaat. Dalam demokrasi media termasuk pilar keempat, karena dianggap lebih netral dan bebas dari unsur kekuasaan Negara.

Narasumber terakhir pada sesi ETIKA DIGITAL, oleh H. ZAELANI, S.PD., M.PD (Kepala SMAN 1 Sragi). Zaelani mengangkat tema “CARA BERINTERAKSI DAN BERKOLABORASI DI RUANG DIGITAL SESUAI ETIKA”. 

Zaelani menjelaskan kiat-kiat menjadi warganet yang sopan meliputi, paham tipe media sosial, pasang perisai anti hoax, serta pakai etika saat berinteraksi. Bedakan media sosial personal dengan interaktif. Media sosial personal seperti whatsapp dan telegram. Media sosial interaktif seperti twitter, facebook, dan instagram. Pasang perisai anti hoax diantaranya, waspada judul provokatif, cek alamat situs website, cek kebenaran berita, dan pastikan membaca teliti sebelum berbagi.

Etika saat berinteraksi dengan cara gunakan salam saat memulai dan mengakhiri interaksi serta pahami konteks saat berinteraksi. Beberapa etika bermedia sosial antara lain, hati-hati dalam menyebarkan informasi pribadi ke publik, gunakan etika atau norma saat berinteraksi dengan siapapun di media sosial, hati-hati terhadap akun yang tidak dikenal, pastikan unggahan di akun media sosial tidak mengandung unsur SARA, serta manfaatkan media sosial untuk membangun jaringan atau relasi. 

Webinar diakhiri, oleh CHRISTIAN EKA (Direktur PT. Eka Putra Berkat). Eka menyimpulkan hasil webinar dari tema yang sudah diangkat oleh para narasumber, berupa kiat meningkatkan kemampuan literasi dalam online learning, antara lain interaksi dan program inovatif, menyusun cerita kontekstual, menanamkan kecintaan terhadap membaca, serta membacakan cerita. Menjaga keamanan siber dan pertahanan siber, dengan cara perkuat keamanan siber, pemeliharaan dan isolasi fisik, memperbaiki kerentanan, serta pelacakan berkesinambungan.

Tips pemanfaatan media sosial bagi kalangan remaja sebagai media berdemokrasi dan bertolerasi diantaranya, memperkaya literasi global, membatasi penggunaan gawai, lebih banyak mengakses konten pembelajaran, budayakan baca dan pahami isinya, membuka diri terhadap perbedaan, serta mengunggah hal positif dan bermanfaat. Beberapa etika bermedia sosial antara lain, hati-hati dalam menyebarkan informasi pribadi ke publik, gunakan etika atau norma saat berinteraksi dengan siapapun di media sosial, hati-hati terhadap akun yang tidak dikenal, pastikan unggahan di akun media sosial tidak mengandung unsur SARA, serta manfaatkan media sosial untuk membangun jaringan atau relasi. (*/TL)

Post a Comment

0 Comments