Tarmidi Mengaku Diancam Medi, Kuasa Hukum Minta Ruang Tahanan Mereka Dipisah

Kuasa Hukum Tarmidi, Martin Johan Latuputy saat diwawancarai awak media,senin (21/11)

Taktik Lampung - Kuasa Hukum Terdakwa Tarmidi, yakni Martin Johan Latuputy meminta kepada Hakim Minanoer Rachman untuk mengatur masalah ruang tahanan atau tempat tahanan antara Medi dan Tarmidi, karena imformasi yang didapat, sebentar lagi akan ada pelimpahan Medi.

" melihat ada ancaman terhadap terdakwa, kami meminta kepada majelis hakim untuk memperhatikan masalah penempatan tahanan medi, agar dipisah antara keduanya” jelasnya dalam persidangan susulan kasus pembunuhan Anggota DPRD Bandar Lampung M.Pansor di Pengadilan Negeri IA Tanjung Karang, Senin (21/11)

Hakim pun menyetujui hal itu dan mengintruksikan untuk Medi penahanan akan tetap dilakukan di polda, sedangkan untuk Tarmidi tetap di Wayhui.

“akan kami perintahkan penahanan Medi tetap di polda, sedangkan Tarmidi di Rutan Wayhui. Untuk agenda minggu depan akan ada tuntutan dari Jaksa setelah itu akan ada pembelaan dari terdakwa” tutur Minanoer Rachman.

Dalam Sidang susulan tersebut, terdakwa Tarmidi mengatakan sempat diancam Oleh Medi dengan ancaman akan bernasib sama seperti M.Pansor, jika dirinya sampai terseret dalam kasus pembunuhan M. Pansor.

“sebelum saya pulang ke Aceh, sekitar tanggal 30 Mei, saya dipanggil ke Rumah Medi di Permata Biru, Way halim, saya diancam disana jika sampai dirinya tersangkut masalah ini maka saya akan turut dibuang di Martapura seperti mayat yang waktu itu” tuturnya dihadapan majelis hakim yang diketuai oleh Minanoer Rachman.Senin (21/11)

Dalam sidang itu, terungkap bahwa sebenarnya Tarmidi takut kepada Medi dikarenakan ia merupakan Anggota kepolisian. 

Pasalnya ia sudah curiga sejak masuk ke dalam mobil yang dibawa Medi saat menjemputnya di Mie Aceh pada jumat (15/4) dan mengajak tarmidi ke Martapura. Namun ternyata diajaknya tarmidi ke Martapura untuk membuang mayat Mantan anggota DPRD, M. Pansor.

“saya sudah curiga saat masuk ke mobil yang bau anyir, tapi melihat Medi, saya jadi takut bertanya, karena dia anggota polisi. Pada saat itu tidak terlihat dalam mobil ada bercak darah karena kondisi gelap." Jelasnya.

Ia pun mengungkapkan bahwa pada jumat malam itu, saat ia diajak ke Martapura, sebelum itu ia dijemput di Mie aceh dan diajak ke Rumah Medi di Permata Biru. Dan ketika sampai di rumah Medi, mereka berdua naik ke lantai atas rumah Medi. Medi mengatakan akan mandi terlebih dahulu sebelum berangkat ke Martapura. Disitu, Tarmidi melihat ada senjata api jenis pistol berlaras pendek. Ia pun mengambil foto selfie dan menguploadnya langsung ke facebook.

“itu senpi milik Medi, dan ada dompet serta senpi itu, saya foto selfi lalu langsung saya upload ke Facebook” terangnya.

Lalu pada tanggal 16 setelah membuang dua kardus yang belakangan diketahui berisi potongan tubuh M. Pansor, Tarmidi disuruh medi untuk mencuci mobil kijang inova yang dibawa untuk ke Martapura.

“medi berpesan kepada saya jika nanti ada yang menanyakan mobilnya kenapa kok banyak bercak darah, bilang saja abis dipakai anggota” terang Tarmidi.

Kemudian Tarmidi pun mengungkapkan pernah membuang Simcard Hapenya lantaran disuruh oleh medi. Lalu pada tanggal 16 juga, ia diminta oleh Medi membeli hape baru.

“saya hanya ada uang 150 ribu dan saya belikan hape nokia “terangnya.

Ia mengungkapkan setelah membeli hape tersebut, ia bertemu dengan Medi di Polresta dengan menaiki angkot, baru sampai di Polresta mereka pergi ke Bypass menaiki motor Medi. 

Lalu, Sesampainya di Bypass, medi mengeluarkan sebuah hape BB warna hitam dan mengeluarkan simcard dari bb tersebut, setelah itu hape bb itu dihancurkan oleh Medi menggunakan Batu.

“saya sempat meminta hape tersebut dari Medi, namun tidak dikasih sama dia, simcard dari Hape BB tadi dia masukkan ke hape nokia yang saya beli, lalu setelah menunggu lama, akhirnya hape nokia dengan simcard dari BB tadi dia lemparkan ke Mobil Rongsok yang tak ada tutupnya” jelasnya. (TL)

Post a Comment

0 Comments